Senin, 25 Januari 2010

Menyikapi Nikmat Dunia Sebagai Ujian

Penulis : Al-Ustadz Abu Muhammad AbdulMu’thi, Lc
Kategori : Akhlak
Menyikapi Nikmat Dunia Sebagai Ujian


Adalah suatu anggapan yang keliru bila cobaan hanya terbatas pada yang tidak mengenakkan saja.
Sebut misalnya kefakiran dan penyakit.

Nikmat Lisan, Untuk Apa Kita Gunakan?

Penulis : Al-Ustadz Abul Abbas Muhammad Ihsan
Kategori : Akhlak
Nikmat Lisan, Untuk Apa Kita Gunakan?


Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Al-Mu’thi, Ar-Razzaq, Dzat Yang Maha memberikan berbagai nikmat kepada seluruh makhluk-Nya untuk menegakkan kewajiban dan ketaatan mereka kepada-Nya semata. Itulah salah satu bukti rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Berdamai itu Lebih Baik

Penulis : Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah
Kategori : Mengayuh Biduk
Berdamai itu Lebih Baik


Kebersamaan sepasang insan yang dijalin dengan pernikahan tak selamanya seia sekata. Di antara mereka terkadang ada ketidakcocokan yang dapat memicu pertikaian.

Ada yang tidak bisa mencintai pasangannya sehingga kebersamaan terasa hambar dan ingin diakhiri. Bisa jadi cinta itu tidak pernah tumbuh sejak awal pernikahan ataupun pernah ada cinta kemudian pupus di belakang hari,

Memaafkan Kesalahan dan Mengubur Dendam

Penulis : Al-Ustadz Abu Muhammad Abdul Mu’thi, Lc
Kategori : Akhlak
Memaafkan Kesalahan dan Mengubur Dendam


Waktu terus berputar dan beragam peristiwa ikut mengiringi derap langkah kehidupan manusia. Adalah kenyataan bahwa problematika hidup bermasyarakat sangatlah kompleks. Yang demikian itu karena masyarakat berikut seluruh lapisannya memiliki karakter dan kepribadian yang tidak sama.

Qalbu yang Selalu Mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala

Penulis : Al-Ustadz Abu Muhammad Abdul Jabbar
Kategori : Oase
Qalbu yang Selalu Mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala


Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda sambil memegang kedua pundakku:
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ
“Tinggallah di dunia ini seakan-akan kamu sebagai orang asing atau orang yang numpang lewat.”

Makna Terorisme dalam Pandangan Islam

Makna Terorisme dalam Pandangan Islam
Senin, 20 November 2006 - 00:58:38 :: kategori Fatwa-Fatwa
Penulis: Al Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain
.: :.
Fatwa Syeikh Zaid bin Muhammad bin Hady Al-Madkhaly

Dalam kitabnya yang berjudul Al-Irhab Wa Atsaruhu ‘Alal Afradi Wal Umam (Terorisme dan dampaknya terhadap individu dan umat), beliau menulis pembahasan yang sangat mengagumkan dalam menguraikan makna dan hukum terorisme. Berikut ini adalah perkataan beliau :

“Manusia dalam penggunaan kata Irhab berada pada dua kutub dan satu (yang lainnya-pen.) berada di pertengahan :

masukan kata yg kalian cari....

pembuat blog ini

Foto saya
pekalongan, jawa tengah, Indonesia
"Sesungguhnya Islam itu berawal dalam keadaan asing (aneh), dan akan kenbali dalam keadaan asing (aneh) sebagaimana awalnya. Maka kebahagiaanlah bagi orang-orang yang asing (aneh). Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang-orang yang asing (aneh) itu?" Beliau menjawab, "Orang-orang yang melakukan kebaikan selagi manusia melakukan kerusakan." [HR. Ad-daulaby] Tentang Saya: Berharap termasuk dalam hadist berikut ; "Kebahagiaan bagi orang-orang yang asing (aneh), yaitu mereka yang berpegang kepada kitab Allah ketika ia ditinggalkan, dan mengetahui (mengamalkan) Sunnah tatkala ia dipadamkan." [HR. Ibnu Wadhdhah]

radio syiar sunnah

islamic menu