Senin, 26 Oktober 2009

dukun?bag 1

Pada era reformasi ini perdukunan dan sihir makin tumbuh subur dan berkembang pesat bak cendawan di musim hujan. Dengan dibukanya kran kebebasan, keduanya pun berkembang bebas tanpa kendali dari pihak mana pun.

Kita bisa melihat iklan-iklan di media massa dan media cetak semakin jor-joran mempropagandakannya (bahkan lewat Internet, seperti taqorr****.com red). Pertunjukan-pertunjukkan sihir dan perdukunan pun makin berani secara terbuka dipertontonkan di hadapan masyarakat.

Muncul pula brosur, buku dan majalah-majalah yang mengkampanyekan praktek-praktek perdukunan dan sihir. Mereka memanfaatkan era kebebasan ini sebagai pemuas nafsunya guna memperoleh keuntungan duniawi tanpa memperhatikan efek negatifnya terhadap umat. Demikian pula belum ada upaya yang jelas dari pihak penguasa untuk membatasi ruang gerak mereka atau memberantasnya.

Ironisnya, propaganda mereka ini makin laris manis dan disambut dengan gegap gempita oleh umat yang mayoritasnya beragama Islam. Banyak diantara mereka yang melakukan pengobatan terhadap penyakit yang dideritanya, meminta diberikan jodoh dan lainnya kepada para dukun atau paranormal. Demikian pula hampir di setiap pertunjukan akrobat atau sirkus yang di dalamnya menampilkan sihir dibanjiri oleh penonton yang -sekali lagi- mayoritas dari mereka adalah muslimin.

Mengapa hal ini dapat terjadi di tengah umat dan para penguasa yang mayoritas dari mereka beragama Islam?

Sudah makin parahkah kondisi aqidah ummat ini?

Dimanakah kalian wahai kaum muslimin?

Sebagai peringatan bagi kita semua, kami tulis bahaya perdukunan dan sihir terhadap aqidah umat Islam yag kami sarikan dari buku Risalah Tentang Hukum Sihir dan Perdukunan oleh Syaikh Bin Baaz.

Akhir-akhir ini banyak tukang ramal yang mengaku dirinya sebagai tabib/dokter, dan mengobati orang sakit dengan jalan sihir atau perdukunan. Mereka kini banyak tersebar di berbagai negeri. Orang-orang awam yang tidak mengerti sudah banyak yang menjadi korban pemerasan mereka. Maka sebagai nasehat yang ikhlas untuk Allah, kamudian untuk para hamba-Nya, kami ingin menjelaskan tentang betapa besar bahayanya terhadap Islam dan umat Islam, oleh adanya ketergantungan kepada selain allah, serta bertolak belakang dengan perintah Allah dan Rasul-Nya.

Dengan memohon pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala kami katakan bahwa berobat dibolehkan menurut kesepakatan para ulama. Seorang muslim hendaklah berusaha mendatangi dokter yang ahli, baik penyakit dalam, pembedahan, saraf, maupun penyakit luar lainnya untuk diperiksa apa penyakit yang diderita, dan kemudian diobati sesuai dengan obat-obat yang dibolehkan oleh syariat sebagaimana yang dikenal oleh ilmu kedokteran. Dilihat dari segi sebab dan akibat yang biasa berlaku, hal ini tidak bertentangan dengan ajaran tawakal kepada Allah dalam Islam. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya. Ada diantaranya yang sudah diketahui oleh manusia dan ada yang belum diketahui. Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menjadikan penyembuhannya dari sesuatu yang telah diharamkan kepada mereka.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

مَا أَنْزَلَ اللهُ مِنْ دَاءٍ إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءٌ. (رواه البخاري)

Tidaklah Allah menurunkan satu penyakit, kecuali Allah turunkan pula obatnya. (HR. Bukhari)

Dalam riwayat disebutkan:

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ… )رواه مسلم)

Bagi tiap-tiap penyakit ada obatnya… (HR. Muslim)

Oleh karena itu tidak dibenarkan pada orang yang sakit, mendatangi dukun-dukun yang mendakwahkan dirinya mengetahui hal-hal yang ghaib, untuk mengetahui apa sakit yang dideritanya. Tidak diperbolehkan pula mempercayai atau membenarkan apa yang mereka katakan. Karena sesuatu yang mereka katakan mengenai hal-hal yang ghaib itu hanya didasarkan atas perkiraan belaka, atau dengan cara mendatangkan jin, dan meminta pertolongan jin-jin itu tentang sesuatu yang mereka inginkan. Dengan cara demikian dukun-dukun tersebut telah melakukan perkara-perkara kufur dan penyesatan.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menjelaskan dalam berbagai haditsnya sebagai berikut:

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةُ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا. (رواه مسلم في صحيحه)

Barangsiapa yang mendatangi ‘arraaf (tukang ramal) dan menanyakan sesuatu kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari. (HR. Muslim)

مَنْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا نَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ. (رواه أبو داود)

Barangsiapa yang mendatangi dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad. (HR. Abu Dawud)

مَنْ أَتَى عَرَّافًا أَوْ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَ أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ. (أخرجه أهل السنن الأربع وصححه الحاكم)

Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam. (HR. empat ahlu sunan dan disahihkan oleh Hakim)

لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَطَيَّرُ أَوْ تُطَيَّرُ لَهُ أَوْ تَكَهِّنُ أَوْ تُكَهِّنُ لَهُ أَوْ سَحَرَ أَوْ سُحِرَ لَهُ، وَمَنْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ. (رواه البزار بإسناد جيد)

Bukan dari golongan kami, orang yang menentukan nasib sial dan untung berdasarkan tanda-tanda benda seperti burung dan lain-lain; atau yang bertanya kepada dukun dan yang mendukuninya, atau yang menyihir dan yang meminta sihir untuknya. Dan barangsiapa yang mendatangi dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam. (HR. al-Bazzaar dengan sanad jayyid)

Dari hadits-hadits yang mulia ini, menunjukkan larangan mendatangi tukang ramal, dukun dan sejenisnya; larangan bertanya kepada mereka tentang hal-hal yang ghaib; larangan mempercayai/membenarkan apa yang mereka katakan, dan ancaman bagi mereka yang melakukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masukan kata yg kalian cari....

pembuat blog ini

Foto saya
pekalongan, jawa tengah, Indonesia
"Sesungguhnya Islam itu berawal dalam keadaan asing (aneh), dan akan kenbali dalam keadaan asing (aneh) sebagaimana awalnya. Maka kebahagiaanlah bagi orang-orang yang asing (aneh). Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang-orang yang asing (aneh) itu?" Beliau menjawab, "Orang-orang yang melakukan kebaikan selagi manusia melakukan kerusakan." [HR. Ad-daulaby] Tentang Saya: Berharap termasuk dalam hadist berikut ; "Kebahagiaan bagi orang-orang yang asing (aneh), yaitu mereka yang berpegang kepada kitab Allah ketika ia ditinggalkan, dan mengetahui (mengamalkan) Sunnah tatkala ia dipadamkan." [HR. Ibnu Wadhdhah]

radio syiar sunnah

islamic menu