Senin, 26 Oktober 2009

wajah tak berdaging 2

Saudaraku… kelaparan dan sedikit ibadah lebih baik daripada kamu memakan dari hasil meminta-minta dari orang lain seraya melakukan banyak ibadah.

Asy-Syaikh Muqbil Bin Hadi Al Wadi'i –rahimahullah- berkata: "Saya nasihatkan kepada Ahlus Sunnah agar bersabar menghadapi kemiskinan. Karena kemiskinan ini adalah keadaan yang telah dipiihkan oleh Allah untuk Nabinya Muhammad -Shollallahu alaihi wa sallam-. Dan Rabb Yang Maha Perkasa berfirman dalam Kitab-Nya yang mulia :

"Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ”Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun”. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan secara sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (Al-Baqarah: 155-157)

Perhatikanlah beberapa petikan tentang kesabaran Nabi dan para sahabatnya -radhiyallahu -Ta'ala-'anhum- di dalam menghadapi kemiskinan, kelaparan dan kekurangan di dalam pangan (tidak memiliki pakaian). Imam Muslim meriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah -radhiyallahu anhu- dia berkata:

"Pada suatu hari atau malam Rasulullah -Shollallahu alaihi wa sallam- keluar rumah, tiba-tiba bertemu dengan Abu Bakar dan Umar, lalu beliu berkata: "apa yang mengeluarkan kalian dari rumah kalian, pada saat seperti ini?"

Keduanya menjawab, "lapar ya Rasulullah"

Beliau bersabda: "demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, saya juga dikeluarkan oleh sebab yang sama yang menyebabkan kalian keluar, bangkitlah!"

Lalu keduanya bangkit bersama Beliau lalu mendatangi seorang sahabat Ansar, ternyata dia tidak ada di rumah. Namun ketika istri sahabat tersebut melihat dia berkata "selamat datang". Rasulullah -Shollallahu alaihi wa sallam- bertanya kepadanya ke mana Si Fulan? wanita itu berkata: "keluar mencari air minum untuk kami". Kemudian datanglah sahabat Ansar tersebut dan melihat Rasulullah -Shollallahu alaihi wa sallam- beserta kedua sahabatnya kemudian dia berkata, "segala puji bagi Allah, tidak seorangpun pada hari ini yang tamunya lebih mulia daripada aku".

Kemudian dia pergi dan membawa setandan kurma lengkap, ada busr (kurma muda), tamr (kurma matang) dan ruthab (kurma yang masih basah), dia berkata: "silahkan makan". Setelah itu dia mengambil pisau (untuk menyembelih kambing yang akan dihidangkan). Rasulullah -Shollallahu alaihi wa sallam- menegurnya: "hati-hati jangan ambil yang sedang menyusui". Diapun menyembelih seekor kambing. Merekapun makan dari kambing dan setandan kurma dan minum. Setelah kenyang dan hilang dahaga, Rasulullah -Shollallahu alaihi wa sallam- berkata kepada Abu Bakar dan Umar: "demi zat yng jiwaku ada di tangan-Nya kalian pasti akan ditanyai tentang kenkmatan ini pada hari kiamat. Rasa lapar telah membuat kalian keluar dari rumah kalian, kemudian kalian tidak pulang kecuali telah menyantap kenikmatan ini." [HR. Muslim (3/1609)]

Oleh karena itu janganlah engkau berkecil hati dengan kemiskinan yang menimpa dirimu dan janganlah berputus asa dari rahmat Allah karena sesungguhnya rahmat Allah itu luas maka berusahalah dengan kemampuan yang ada pada dirimu tentunya dengan cara yang halal dan bersifatlan dengan sifat qona’ah, yaitu merasa cukup dengan apa yang ada pada dirimu. Karena sesungguhya kekayaan itu bukanlah dilihat dari banyaknya harta benda akan tetapi dilihat dari lapangnya dada dalam menerima kondisi kita yang telah diberikan oleh Allah -Subhanahu wa Ta’ala-.

Rasulullah -Shollallahu alaihi wa sallam- bersabda:

"Bukanlah yang dinamakan kaya itu karena banyak hartanya, tetapi yang dianamakan kaya sebenarnya adalah kekayaan jiwa." [HR. Al-Bukhari (11/6446/Al-Fath) dan Muslim (2/zakat/726) dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu-)

Seorang penyair Arab pernah berkata:

Sungguh kekayaan itu adalah kaya akan jiwa

meski tanpa berbalut baju tanpa beralas kaki

orang tiada puas meski lebih dari sederhana

namun bila hati menerima, sebagian sajapun mencukupi

Inilah yang dapat kami uraikan dalam masalah tercelanya meminta-minta dari sejumlah ayat Al Qur’an dan Hadits yang sahih agar binasa orang yang memang pantas binasa dengan keterangan yang jelas dan hidup orang yang memang pantas hidup dengan keterangan yang nyata.

Sumber: http://almakassari.com/artikel-islam/aqidah/wajah-wajah-tak-berdaging.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masukan kata yg kalian cari....

pembuat blog ini

Foto saya
pekalongan, jawa tengah, Indonesia
"Sesungguhnya Islam itu berawal dalam keadaan asing (aneh), dan akan kenbali dalam keadaan asing (aneh) sebagaimana awalnya. Maka kebahagiaanlah bagi orang-orang yang asing (aneh). Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang-orang yang asing (aneh) itu?" Beliau menjawab, "Orang-orang yang melakukan kebaikan selagi manusia melakukan kerusakan." [HR. Ad-daulaby] Tentang Saya: Berharap termasuk dalam hadist berikut ; "Kebahagiaan bagi orang-orang yang asing (aneh), yaitu mereka yang berpegang kepada kitab Allah ketika ia ditinggalkan, dan mengetahui (mengamalkan) Sunnah tatkala ia dipadamkan." [HR. Ibnu Wadhdhah]

radio syiar sunnah

islamic menu